Aceh Layak Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2028

Editor: Syarkawi author photo

 

Foto bersama Asisten I Setdako Banda Aceh, Kadis dan mantan Kadis Syariat Islam Kota Banda Aceh seusai pembukaan Training Center (TC) Kafilah MTQ Kota Banda Aceh, di Aula Hotel Hanifi, Lampriet Banda Aceh, Rabu, 15 Oktober 2025.

Oleh: Tgk. Irwanda M. Jamil, S.Ag
(Kepala Bidang Dakwah, Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh)

Meuligoeaceh.com - Sudah lebih dari empat dekade berlalu sejak lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an menggema dari panggung Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, pada tahun 1981.

Sejak saat itu, semangat syiar Al-Qur’an di Tanah Rencong terus tumbuh dalam berbagai kegiatan keagamaan, dari tingkat gampong hingga nasional. 

Kini, setelah 44 tahun berlalu, Aceh kembali mengajukan diri menjadi tuan rumah MTQ Nasional Tahun 2028.

Langkah ini bukan sekadar keinginan seremonial, melainkan tekad besar untuk menghidupkan kembali tradisi keislaman yang telah menjadi identitas kultural dan spiritual masyarakat Aceh. 

Proposal resmi telah diserahkan oleh Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, kepada Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Nasional dalam Rakornas di Kendari pada 11 Oktober 2025. 

Selain itu, Pemerintah Aceh juga menyiapkan audiensi langsung dengan Menteri Agama RI untuk menegaskan kesiapan daerah ini menjadi tuan rumah ajang keagamaan paling bergengsi di negeri ini.

Kesiapan yang Nyata

Aceh hari ini bukanlah Aceh empat dekade silam. Pembangunan infrastruktur, kemajuan teknologi, dan kesiapan masyarakat dalam menyambut tamu dari berbagai daerah telah meningkat pesat. 

Kesuksesan Aceh sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI tahun 2024 Aceh–Sumut menjadi bukti konkret bahwa provinsi ini mampu menyelenggarakan event nasional berskala besar dengan aman, tertib, dan profesional.

Kepala Dinas Syariat Islam Aceh, H. Zahrol Fajri, menegaskan bahwa Aceh telah memenuhi seluruh prasyarat menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028: fasilitas memadai, dukungan masyarakat yang kuat, dan pengalaman panjang dalam penyelenggaraan kegiatan syiar Islam. 

Dukungan juga datang dari Sekda Aceh, M. Nasir, yang menyebut bahwa seluruh elemen masyarakat—mulai dari Wali Nanggroe, MPU, hingga Forkopimda—telah menyatukan tekad mendukung pencalonan ini.

Selain kesiapan sumber daya manusia dan dukungan sosial, Aceh juga memiliki sejumlah lokasi representatif untuk pelaksanaan MTQ. 

Masjid Raya Baiturrahman, Lapangan Blang Padang, serta kampus besar seperti UIN Ar-Raniry dan Universitas Syiah Kuala siap menjadi arena penyelenggaraan. 

Kesiapan tersebut bahkan mendapat apresiasi langsung dari tim survei Kementerian Agama RI saat melakukan peninjauan pada 24 Oktober 2025.

Landasan Historis dan Kultural

Secara historis, Aceh dikenal sebagai daerah pertama yang menerima Islam di Nusantara. 

Dari sinilah ayat-ayat Al-Qur’an pertama kali diajarkan dan diamalkan dalam kehidupan masyarakat. 

Aceh juga menjadi pelopor pendidikan Islam, tempat lahirnya para ulama besar, dan daerah yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam seluruh aspek kehidupan.

Dengan latar sejarah yang kuat itu, sangat wajar bila Aceh kembali didaulat menjadi tuan rumah MTQ Nasional. 

Bagi Aceh, MTQ bukan sekadar kompetisi membaca Al-Qur’an, melainkan panggung syiar Islam nasional—momentum memperteguh nilai keislaman dan memperkuat karakter generasi muda Qur’ani di tengah perubahan zaman.

Momentum Kebangkitan Syiar Islam

Pelaksanaan MTQ Nasional 2028 di Aceh akan menjadi momentum penting bagi kebangkitan syiar Islam di Indonesia. 

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan perubahan sosial, MTQ dapat menjadi benteng moral dan spiritual yang memperkuat nilai keagamaan di masyarakat. 

Melalui MTQ, pesan Al-Qur’an disampaikan dengan cara yang indah, damai, dan mempersatukan.

Aceh, dengan penerapan syariat Islam dan kekayaan tradisi religiusnya, memiliki daya tarik tersendiri bagi pelaksanaan even keagamaan tingkat nasional. 

Panggung MTQ di Aceh kelak akan menjadi ruang pertemuan antara nilai-nilai religius dan kemajuan peradaban, menunjukkan bahwa Islam dan modernitas dapat berjalan seiring dalam harmoni.

Identitas dan Harapan

Menjadikan Aceh sebagai tuan rumah MTQ Nasional 2028 bukan hanya soal kesiapan teknis, tetapi juga tentang penegasan identitas Aceh sebagai daerah syariat Islam

MTQ akan menjadi simbol kesungguhan Aceh dalam menjaga nilai-nilai Al-Qur’an di tengah dinamika sosial, politik, dan budaya. 

Lebih jauh, kegiatan ini akan membawa dampak ekonomi, sosial, dan spiritual yang luas bagi masyarakat.

Pemerintah Aceh berkomitmen agar penyelenggaraan MTQ nanti tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga bermakna—membangkitkan semangat mencintai Al-Qur’an di seluruh pelosok negeri.

Sebagaimana disampaikan Kadis Syariat Islam Aceh, “Dengan kekuatan sejarah, potensi sumber daya, dan kesiapan infrastruktur, Aceh siap menjadi tuan rumah MTQ Nasional 2028.”

Dan bila amanah besar itu terwujud, lantunan ayat suci dari Masjid Raya Baiturrahman akan kembali menggema, menyapa seluruh penjuru Nusantara—membuktikan bahwa Aceh bukan hanya Tanah Rencong, tetapi juga Tanah Al-Qur’an.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini