Cara Hidup Sehat Fisik, Mental dan Spritual Dapat Mencegah Stunting

Editor: Syarkawi author photo

 

Foto: Humas BKKBN Aceh

Nagan Raya | Pemerintah telah banyak melakukan intervensi dalam upaya penurunan stunting secara Konvergensi hal tersebut sesuai dengan amanat Perpres nomor: 72 tahun 2021 dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN Provinsi Aceh bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong, Pengendalian Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan (DPMGP4) Kabupaten Nagan Raya melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Kelompok Masyarakat di Balai Desa Simpang dua Kampung Keluarga Berkualitas Kec. Darul Makmur Kab. Nagan Raya, 21/01/2023.

Kegiatan yang direncanakan akan berlangsung selama satu hari penuh tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong, Pengendali Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan (DPMGP4) yang diwakili oleh Kabid Dalduk Ns Helmi, M.Kep.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh Drs Sahidal Kastri, M.Pd dalam arahannya pada kegiatan pemberdayaan kelompok masyarakat melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) tersebut menjelaskan yang bahwasanya DASHAT tersebut merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting.

Diharapkan melalui pemanfaatan sumberdaya alam lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumberdaya/kontribusi dari mitra kerja lainnya seperti koperasi, industri, TP PKK dan lain sebagainya.

Kepala BKKBN Aceh mengungkapkan bahwa pernikahan merupakan perjanjian agung yang harus direncanakan dengan sangat matang, masih ada masyarakat yang menikah pada usia yang terlalu muda, hal tersebut mengakibatkan tingginya angka perceraian pada pernikahan yang terlalu muda.

Pernikahan yang terjadi pada perempuan usia muda akan mengakibabkan anak melahirkan anak dan anak mengasuh anak hal ini sangat tidak baik dan berbahaya.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi berkepanjangan sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.

Salah satu strategi sebagai upaya pencegahan stunting dengan menghindari 4 T yaitu “Terlalu muda usia saat melahirkan (belum 21 tahun), Telalu tua usia saat melahirkan (umur lebih dari 35 tahun), Terlalu sering atau terlalu banyak anak dilahirkan dan Terlalu dekat jarak melahirkan (kurang dari 3 tahun)”.

Risiko 4T berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan janin, bayi dan ibu melahirkan sehingga dinilai penyumbang terjadinya kelahiran bayi stunting.

Lebih lanjut beliau juga menjelaskan mengenai penggunaan alat kontrasepsi. Masyarakat dihimbau untuk menggunakan alat kontasepsi modern dari pada tradisional, karena alat kontrasepsi modern dinilai jauh lebih efektif daripada alat kontrasepsi tradisional.

Selanjutnya materi disampaikan oleh Kepala Puskesmas Alue Billie dr. M. Damai Abu Hafidz terkait dengan makanan bergizi.

Agar hidup berkualitas tidak cukup hanya dengan sehat fisik tetapi harus sehat mental dan sehat spiritual, tegas dr. M. Damai

Kemudian dilakukan demo memasak oleh persatuan Ahli gizi (Persagi) Kabupaten Nagan Raya diikuti oleh para kader desa, TP PKK yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK) desa tersebut. [Rilis]

Share:
Komentar

Berita Terkini