Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi di Provinsi Aceh pada Maret 2024 mencapai 3,25 persen secara tahunan (year on year/yoy). Adapun penyumbang utama inflasi adalah beras dan cabai merah.
Kepala BPS Aceh, Ahmadriswan Nasution mengatakan, inflasi tahunan terus menunjukkan peningkatan, yakni dari 2,12 persen pada Januari, naik menjadi 2,33 persen pada Februari dan 3,25 persen Maret 2024.
"Dengan melihat tren ini, menjadi pengingat bagi semua, tentunya para pihak terkait dalam pengendalian harga, untuk menjaga perkembangan harga di bulan-bulan berikutnya," katanya, Senin (1/4/2024).
Untuk diketahui, BPS Aceh mengukur inflasi di lima kota indeks harga konsumen (IHK) yakni Banda Aceh, Aceh Barat, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, dan Aceh Tengah.
Menurut Ahmadriswan, inflasi yoy pada Maret 2024 terjadi karena kenaikan IHK di daerah Tanah Rencong itu, yakni dari 103,27 pada Maret 2023 naik menjadi 106,63 pada Maret 2024.
"Secara nasional inflasi yoy pada Maret 2024 sebesar 3,05 persen. Artinya, Aceh sedikit lebih tinggi bila dibandingkan secara nasional," ungkapnya.
Menurut dia, komoditas dominan terhadap pembentukan inflasi secara yoy pada Maret 2024 yakni beras 0,84 persen, cabai merah 0,44 persen, sigaret kretek mesin 0,34 persen, dan tomat 0,30 persen.
"Lalu komoditas yang andil dominan terhadap deflasi antara lain ikan tongkol 0,36 persen, ikan dencis 0,09 persen, dan bahan bakar rumah tangga 0,08 persen," ujarnya.
Di sisi lain, BPS Aceh juga mencatat pada Maret 2024 Aceh mengalami inflasi sebesar 0,48 persen secara bulanan (month to month/mtm), dengan penyumbang dominan yakni cabai merah 0,12 persen, telur ayam ras sebesar 0,11 persen, dan daging ayam ras 0,09 persen.
Sementara, beberapa komoditas yang memberi andil dominan terhadap penurunan harga atau deflasi seperti tomat 0,09 persen, ikan tongkol 0,05 persen, dan kangkung dan beras 0,02 persen. "Secara nasional inflasi mtm sebesar 0,52 persen, sehingga Aceh sedikit lebih rendah," ujarnya.
Dia menambahkan, pada Maret 2024, dari lima kota IHK di Aceh menunjukkan seluruhnya mengalami mengalami inflasi secara mtm.
Inflasi mtm tertinggi terjadi di Aceh Barat yakni 0,85 persen, sedangkan terendah terjadi di Kota Banda Aceh dan Aceh Tengah yakni 0,25 persen.
"Sementara, inflasi yoy tertinggi terjadi di Aceh Tengah 4,51 persen dengan IHK sebesar 108,52 dan tercatat inflasi yoy terendah di Kota Banda Aceh sebesar 2,52 persen dengan tingkat IHK sebesar 105,58," ujarnya.
BPS Aceh juga mencatat ada beberapa komoditas yang kerap menyumbang andil tertinggi terhadap inflasi maupun deflasi di Aceh yakni bawang merah, udang basah, beras, ikan dencis, rokok kretek dan cabai merah.[InfoPublik]