Perhati-BKL Aceh dan Komda PGPKT Aceh Sukseskan Peringati Hari Pendengaran Sedunia di Kota Sabang

Editor: Syarkawi author photo
Foto Bersama Setelah Penandatanganan MoU antara Perhati-BKL Cabang Aceh, dr. Azwar Abdullah, Sp.THTBKL dengan Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) J. LILIPORY Sabang, Mayor Laut (K) dr. Sofyan Ali Basit, Sp.BA

 


BANDA ACEH –Perhimpunan Dokter Ahli Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (Perhati-BKL) Cabang Aceh serta Komite Daerah Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (Komda PGPKT) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Aceh memperingati World Hearing Day (WHD) atau Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh pada 3 Maret 2022 setiap tahunnya dengan berbagai kegiatan.

Kegiatan yang dipusatkan di Kota Sabang selama tiga hari (1-3 Maret 2022). Tahun ini, WHD mengusung tema to hear for life, listen with care (mendengar untuk seumur hidup, mendengar dengan hati-hati).

Ketua panitia pelaksana kegiatan Hari Pendengaran Sedunia Provinsi Aceh, yang juga Ketua Komda PGPKT Provinsi Aceh dr. Lily Setiani, Sp.THTBKL(K) memaparkan sejumlah kegiatan untuk memeriahkan puncak WHD tahun ini.

“Ada sejumlah kegiatan yang digelar untuk memeriahkan acara ini, diantaranya adalah penyuluhan kesehatan THT, talkshow/dialog interaktif di televisi, kunjungan ke sekolah, dan ada juga penyuluhan ke masyarakat, baik melalui televisi maupun melalui radio”, sebut Lily Setiani yang saat ini menjabat Ketua Komda PGPKT Provinsi Aceh.

Panitia dengan dukungan penuh dari Dinas Kesehatan Aceh juga telah melakukan sosialisasi tentang kesehatan telinga dan pendengaran kepada masyarakat luas melalui media online dan media sosial, maupun melalui penayangan iklan layanan masyarakat melalui berbagai saluran media. Termasuk memasang baliho dan spanduk di tempat-tempat strategis di kota Banda Aceh, Aceh Besar dan Sabang.

Selain itu panitia juga turun ke beberapa SMA dan SMTI yang ada di kota Banda Aceh dan Sabang untuk memberi edukasi dan mendistribusikan poster terkait kesehatan telinga dan pendengaran ini.

“Sosialisasi, promosi dan Edukasi ini, salah satu hal penting yang harus digencarkan, karena kebanyakan masyarakat kita, belum mengenal apa itu Hari pendengaran sedunia, dan pentingnya deteksi dini masalah gangguan dengar ini dimasyarakat”, tegas Lily Setiani.

Kegiatan lain yang dilakukan berupa screening gangguan dengar pada anak sekolah dan juga kegiatan bersih-bersih telinga pada anak-anak sekolah dasar dan SMA di kota Sabang.

Dr. Lily Setiani mengatakan, pada Selasa Siang (1/3) tim mengadakan kegiatan workshop dan pelatihan yang ditujukan untuk dokter umum, perawat dan bidan Puskesmas se-Kota Sabang.

Dokter Lily Setiani mengatakan workshop ini bertujuan melatih tenaga kesehatan agar mampu mendeteksi secara dini terjadinya gangguan pendengaran, baik pada bayi maupun pada anak sehingga cepat tertangani dengan baik.

“Jika gangguan pendengaran pada bayi dan anak terdeteksi secara dini maka kita dapat melakukan intervensi dalam rentang waktu masa emas perkembangan anak sehingga kasus ketulian pada anak dapat dicegah,” katanya.

 

Baksos Kesehatan THT di Sekolah

Selain itu, masih dengan semangat WHD, pada Rabu (2/3) pihaknya juga melaksanakan kegiatan bakti kesehatan berupa penyuluhan tentang kesehatan telinga dan pendengaran, Pemeriksaan THT, bersih-bersih telinga (BBT) dan skrining gangguan pendengaran yang dilakukan pada siswa SD dan SMA di Kota Sabang.

Untuk tingkat sekolah dasar kegiatan dipusatkan di SD Negeri 6 Kota Sabang. Di SD ini, kegiatan yang dilakukan berupa Pemeriksaan THT, bersih-bersih telinga (BBT) dan penyuluhan kesehatan telinga dan pendengaran serta kesehatan gigi di SD Negeri 6 Kota Sabang.

Untuk tingkat SMA, kegiatan diusatkan di SMA Negeri 1 Kota Sabang. Di sekolah ini, diadakan bakti kesehatan pemeriksaan THT, bersih-bersih telinga, skrining pendengaran dengan menggunakan alat audiometri dan penyuluhan kesehatan telinga & pendengaran bagi siswa kelas 10 dan 11.

Selain disekolah, edukasi juga dilakukan bagi masyarakat umum yang dilaksanakan di Tugu Kilometer Nol Kota Sabang berupa sosialisasi tentang pentingnya pencegahan gangguan pendengaran akibat bising kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan berupa pembagian masker dan brosur informasi terkait perlindungan kesehatan telinga dan pendengaran. Lily Setiani menegaskan bahwa dipilihnya titik NOL kilometer Kota Sabang adalah sebagai simbol untuk kita tingkatkan kesadaran pencegahan gangguan telinga dan pendengaran serta promosi perawatan telinga dan pendengaran di seluruh dunia.

Tanda Tangan MoU

Kesempatan puncak WHD, 3 Maret 2022 ini dimanfaatkan pula sebagai hari bersejarah bagi kerja sama dalam hal pelayanan kesehatan telinga antara
Perhimpunan Dokter Ahli Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia (Perhati-BKL) Cabang Aceh dan Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) J. LILIPORY Sabang.

Penandatanganan piagam kerja sama tersebut dilakukan oleh ketua Perhati-BKL Cabang Aceh, dr. Azwar Abdullah, Sp.THTBKL dengan Kepala Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) J. LILIPORY Sabang, Mayor Laut (K) dr. Sofyan Ali Basit, Sp.BA.

MoU ini mencakup kerjasama dibidang pendidikan/pelatihan, penelitian, pelayanan kesehatan, pengabdian pada masyarakat serta jasa konsultasi sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-masing.

Penandatangan MoU ini ikut disaksikan oleh perwakilan Dinas Kesehatan Aceh. Diantara yang tampak hadir adalah Kabid Pelayanan Kesehatan, Dinkes Aceh, dr. Yuanita Ananda. Ia didampingi oleh dr. Iman Murahman, dr. Rais dan dr. Lily Setiani, Sp.THTBKL(K) dari Komda PGPKT Wilayah Aceh.

RSAL J. Lilipory memiliki benang merah sejarah yang panjang sejak zaman kolonial Belanda hingga kini. Di RSAL paling barat Indonesia ini, telah lama memiliki Hyperbaric Oxigen Theraphy Chamber (Terapi oksigen hiperbarik).

Ruangan ini digunakan untuk terapi pengobatan dengan cara menghirup oksigen murni dimana seseorang berada dalam ruang/tabung udara bertekanan tinggi) yang berkapasitas 6-8 orang.

Bagi pasien-pasien yang berhubungan dengan penyakit THT misalnya tuli mendadak, penyakit karena kecelakaan akibat penyelaman atau penyakit-penyakit lainnya, salah satu upaya pengobatan adalah dengan terapi oksigen hiperbarik ini. (Ril).”

Share:
Komentar

Berita Terkini