Bireuen – Pagi itu, suasana Desa Uteun Sikumbong, Kecamatan Peulimbang, dipenuhi semangat baru. Santri, ustaz, dan tamu undangan memadati halaman Dayah Hidayatul Mubtadiin Al Aziziyah untuk menyambut pembukaan Kursus Bahasa Arab yang digelar guna menguatkan tradisi bahasa di kalangan santri.
Acara diawali dengan pembukaan oleh MC Tgk. Aceh. Lantunan ayat suci Al-Qur’an dan shalawat oleh Tgk. Mursalin menghadirkan kekhusyukan yang menyejukkan hati.
Pimpinan Dayah, Walidy (Tgk. Ismail M. Kasem), dalam sambutannya menegaskan bahwa bahasa Arab adalah napas keilmuan Islam.
“Bahasa Arab bukan sekadar alat komunikasi, tetapi kunci untuk membuka gudang ilmu para ulama. Siapa yang menguasainya akan menimba lautan hikmah dari kitab-kitab turats,” ujarnya penuh wibawa.
Muassis Kursus Raudhatul Lughah, Tgk. Taskimul Azkia, mengajak santri menjadikan bahasa Arab sebagai budaya sehari-hari.
“Kita ingin bahasa ini hidup di lisan, hati, dan pikiran. Bukan hanya di ruang kelas, tapi juga di lorong dayah dan setiap interaksi santri,” ungkapnya bersemangat.
Tgk. Zahrul dan Tgk. Akhi Alawi, putra Abiya Baidhawi, turut membagikan testimoni inspiratif tentang pentingnya keberanian berbicara dan konsistensi latihan dalam meraih kefasihan.
Puncak acara diisi Orasi Ilmiah oleh Ketua FDM Aceh, Tgk. H. Akbar Miswari, S.Sos. Ia menekankan peran bahasa Arab sebagai pintu memahami kitab kuning sekaligus jembatan menuju dunia internasional.
“Santri tidak hanya menjadi pembaca kitab, tapi juga penyampai ilmu di panggung dunia, tanpa meninggalkan ruh salafiyah,” tegasnya.
Acara turut dihadiri Pimpinan Putri, Ummi Nurhayati Z.A; Kepala Bidang Bahasa Komplek Putra, Tgk. Rafli Lubis; Kepala Bagian Bahasa Komplek Putri, Tgk. Hidayatunnisa; serta Wakil Kepala Bagian Bahasa Putri, Tgk. Muliana, beserta tim penggerak bahasa lainnya.
Dayah Hidayatul Mubtadiin Al Aziziyah memiliki unit pendidikan lengkap mulai dari SMP, SMK, hingga program Strata 1 (S1), memadukan pendidikan agama, bahasa, dan keterampilan dunia modern.
Dengan doa dan tekad bersama, kursus ini resmi dimulai—membawa harapan lahirnya generasi santri yang fasih berbahasa, kokoh dalam ilmu, dan siap membawa pesan Islam ke seluruh penjuru dunia.[]
