Ronny : Rasisme dan SARA adalah Kejahatan Kemanusiaan dan Musuh Internasional

Editor: Andi Masta author photo
Aceh Timur | MeuligoeAceh.Com,
Aktivis HAM , Ronny Hariyanto, mengatakan bahwa penunggangan isu SARA dan Rasisme adalah kejahatan kemanusiaan luar biasa, yang merupakan musuh masyarakat internasional, dan pelakunya dapat dihukum berat, bahkan hukuman mati, contohnya pada aksi terorisme terhadap umat muslim di eropa yang menelan banyak korban jiwa, serta kerusuhan Rasial yang mengguncang Amerika Serikat beberapa waktu belakangan ini.

Dia menambahkan, penunggangan isu SARA dan Rasisme demi meningkatkan popularitas aktor - aktor politik di suatu kawasan, tidak dapat dibiarkan, karena akan sangat berbahaya bagi stabilitas keamanan dan ancaman besar bagi persatuan.

" Penunggangan Isu SARA dan Rasisme oleh aktor - aktor politik demi kepentingan pribadinya itu sangat berbahaya dan merupakan kejahatan luar biasa terhadap kemanusiaan, dan pastinya sangat berbahaya bagi persatuan bangsa. Masyarakat mesti waspada dan jeli terhadap provokasi politik, yang jelas fakta pada akhirnya hanya menguntungkan aktor politik dibelakangnya dan akhirnya membuat masyarakat hanya menjadi korban,"  kata Ronny, 4 Juli 2020.

Menurutnya, pemilihan isu Rasial dan SARA oleh aktor - aktor politik demi tujuan pribadinya merupakan cermin dari sempitnya cakrawala berpikir seseorang terhadap nilai - nilai ketuhanan dan kemanusiaan, yang juga melambangkan kepicikan tingkat tinggi, dan salah satunya disebabkan oleh kurang luasnya pergaulan serta wawasan.

" Allah tidak menilai seseorang dari ras atau sukunya, kita tidak pernah diperintahkan membenci itu semua, apalagi melakukan pembantaian atas nama itu. Yang jelas, kita diperintahkan bertaqwa kepada Allah, dan mencintai serta berbuat baik terhadap sesama manusia, demikian pula pesan keteladanan dari kepemimpinan baginda Rasulullah SAW, bahkan ditegaskan pula bahwa sesama kaum muslimin itu bersaudara," ujar Putera Idi Rayeuk berdarah Aceh - Minang tersebut menanggapi maraknya perselisihan bernada SARA dan Rasisme yang lumayan heboh akhir - akhir ini.

" Seharusnya, siapa saja boleh tinggal di Aceh, demikian pula orang Aceh, boleh tinggal dimana saja di dunia ini, harus saling menjaga, menghormati dan mencintai sesama manusia, dan itu sudah dibuktikan oleh orang Aceh dalam kasus diterimanya pengungsi Rohingya gelombang berikutnya beberapa waktu lalu, harus kita ingat, itulah bentuk asli kharakter orang Aceh yang sangat mulia, jadi jangan sampai kemuliaan itu dinodai oleh aktor - aktor politik demi kepentingan sempitnya, menebar kebencian Rasial dan SARA, misalkan kepentingan agar populer di musim Pilkada dengan menunggangi isu kebencian terhadap suku dan ras tertentu," ungkap Ronny.

Dia meminta, penegak hukum bersikap tegas, menjunjung tinggi hukum,  kebenaran dan keadilan, serta berpegang teguh pada prinsip - prinsip demokrasi dan pemenuhan HAM, sebab menurutnya, jika penegak hukum lalai dan membiarkan hal itu terjadi, maka dikhawatirkan dapat menimbulkan ancaman bagi kemanusiaan yang membahayakan keamanan dan ketentraman di tengah masyarakat serta stabilitas nasional.

" Bibit - bibit api perselisihan beraroma SARA dan Rasial ini tidak boleh dibiarkan dan tidak boleh diberi kesempatan sedikitpun untuk membesar, ia harus segera dipadamkan, karena kita punya pengalaman pahit soal itu, sebab sangat berbahaya bagi apapun, dan hal itu bisa berpotensi pada terjadinya tragedi kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat, contohnya ancaman yang dilakukan oleh kelompok yang mengusir pendatang beberapa waktu lalu dan telah ditindak pihak Polda Aceh," ungkap eks Ketua Forum Pers Independen Indonesia (FPII) Provinsi Aceh tersebut.

Dia berharap, aktor - aktor politik di Aceh, berpolitik dengan cara sehat, memberi contoh yang baik pada masyarakat, dan mengedepankan moralitas serta keadaban, sebagaimana keteladanan yang dicontohkan para ulama dan para pendahulu yang telah berhasil mengharumkan nama Aceh di pentas dunia, dengan kebijaksanaan, kesalehan dan kedigdayaannya.

" Contohlah para pendahulu kita, para sultan, baik sultan Iskandar Muda dan para pejuang lainnya, terutama keindahan akhlak para ulama kita, yang namanya harum di hati sanubari dunia hingga saat ini, janganlah membenci suku, ras dan agama hanya karena demi kepentingan pribadi kita, apalagi sampai memprovokasi orang lain dan menebar kebencian dimana - mana, sebab hal itu sangat keji dan hina di mata Allah SWT, Aceh tidak akan maju dengan isu Rasial dan SARA, Aceh harus fokus membangun dan meraih kemajuan dengan rasa cinta dan kasih sayang terhadap sesama manusia, yang selama ini telah menjadi kharakter asli dan kemuliaan bangsa Aceh selama berabad - abad di mata dunia," pungkas alumni Universitas Ekasakti itu menutup keterangannya.(*)
Share:
Komentar

Berita Terkini