Darwinsah : Kita Akan Terus Monitor Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Editor: Andi Masta author photo


Bener Meriah | MeuligoeAceh.Com, Terkait Pemberitaan yang beredar tentang dugaan keluhan warga terhadap pelayanan kesehatan UPTD.Puskesmas Simpang Tiga Redelong Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah, pelayanan puskesmas dinilai kurang optimal, hingga membawa Anggota Dewan Komisi D DPRK Kabupaten Bener Meriah 'Darwinsah' yang juga Ketua Fraksi Partai Golkar Bener Meriah beserta rombongan berkunjung ke Puskesmas Simpang Tiga Redelong untuk mengklarifikasi sekaligus memonitor kinerja pelayanan Puskesmas Simpang Tiga Redelong.Jum'at(05/03/2021)


Darwinsah beserta rombongan disambut baik oleh Kepala Puskesmas Simpang Tiga 'Irwandi' didampingi dr.Desi Dayang Melala beserta staffnya, Darwinsah membuka forum secara formal dan memaparkan, "Kehadiran kita kemari

Bertujuan untuk memonitoring sekaligus mengklarifikasi serta meluruskan berita yang beredar, agar tidak bias, kita tekankan disini kita bukan mencari siapa yang benar siapa yang salah, dimana terkait hal kesehatan, pelayanan publik dan pendidikan itu masih merupakan ranah tupoksi kerja pengawasan Komisi D DPRK Bener Meriah, ambil hikmahnya, jadikan pelajaran dari kejadian ini sebagai dorongan agar terus berbenah dan terus mengoptimalkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat kedepanya, dan juga berharap hasil dari pertemuan ini mampu meredam opini miring publik terkait polemik yang beredar, agar tidak bias", paparnya Darwinsah.


Mendengar paparan itu Kepala Puskesmas Irwan melalui dr. Desi Dayang Melala menanggapi paparan Darwinsah serta meceritakan singkat kronologis keluhan tersebut, "Dari awal kedatangan suami pasien sudah bertemu dengan saya untuk meminta rujukan, mengatakan bahwa isterinya sudah tidak bisa bangun dirumah, dengan kondisi seperti itukan kita tidak bisa keluarkan surat rujukan pak, karena kitakan tidak tau kondisi isterinya seperti apa dan sakit apa, saya menanyakan apakah isteri bapak ini memang tidak bisa dibawa ke puskesmas kalau memang tidak bisa dibawa kita jemput pakai ambulance, Lalu suaminya mengatakan bisa-bisa saya akan bawa isteri saya dengan kereta lalu dibawalah si pasien ke ruang IGD dengan kondisi lemas batuk-batuk tak berhenti hingga mau muntah, lalu kita infuslah diruang IGD", terangnya Desi.


"Setelah infusnya habis suami pasien memanggil perawat ini lalu perawat datang mematikan infusnya, lalu saya juga datang ke pasien menanyakan, gimana bu kondisinya, kalau memang tidak ada perubahan kita antarkan kerumah sakit bu pakek ambulance, suaminya pun jelas mendengar, "Lalu pasien berkata nggak mau kami nggak mau lagi dirawat disini kami mau ke Banda Aceh, suaminya pun mengatakan 'kami tidak mau dirawat dengan pelayanan kesehatan di Bener Meriah ini' begitu kata suaminya' saya menjelaskan lagi, oo.. kalo rujukan ke banda Aceh pak kami tidak bisa mengeluarkanya, yang bisa kami lakukan adalah mengantarkan pasien ke rumah sakit dan infusnya tidak kami lepas, mereka menjawab 'tidak usah kami dirawat kebanda Aceh saja, dikarenakan begitu permintaanya maka ibu perawat mencabut infus pasien, dan pasien pulang atas permintaan mereka sendiri, itu keterangan dari kami", terangnya lagi.


Mendengar penjelasan tersebur Darwinsah beserta rombongan menyimpulkan dan menyepakati terkait hal paparan mekanisme surat rujukan, "terkait hal mekanisme prosedur surat rujukan kita menyepakati bahwasanya pihak puskesmas simpang tiga sudah sesuai prosedur dan tidak menyalahi aturan, mekanisme prosedural sesuai SOP harus disosialisasikan hal itu tidak ada masalah berarti", sepakatnya forum.


Sambung Darwin menanyakan, "yang perlu di klarifikasi adalah, kami mendengar bahwa disaat itu infus habis, darah naik ke infus,petugas sedang tidak ada, itu inti yang menjadi permasalahan, apakah hal itu benar, bagaimana penjelasanya", tegas Darwin.


Mendengar pertanyaan itu, dokter desi mengklarifikasikan, "itu tidak benar pak, kami bisa mempertanggung jawabkan hal itu, itu pencemaran nama baik kami, disaat infus habis saya langsung perintahkan perawat untuk matikan infusnya dan saya langsung menghampiri pasien dan menanyakan kondisinya seperti yang sudah saya ceritakan diatas kronologinya pak, yang ujungnya mereka tidak mau dibawa ke Rumah Sakit Muyang Kute dan tidak mau dirawat kami mau ke banda saja, atas permintaan mereka sendiri lalu perawat mencabut infus dan pulang, adapun yang dikatakan "naik darah ke infus" itu tdk benar, warna agak  merah dalam infus adalah vit b 12. Dan "petugas tdk ada" itu juga tdk benar bukti nya kesiapa dia melapor infus habis, kita bisa membuktikan kebenarannya lewat CCTV yang terpasang, singkatnya begitu, kalau bapak tidak yakin undang saja suami pasien agar lebih jelas", terangnya desi.


Mendengar pernyataan bantahan seperti itu Darwinsah menanggapi, "kita rasa tidak perlu kita undang kembali suami pasien, yang ada nanti makin keruh dan dawa dawi semakin panjang urusanya, bukan semakin baik, kita selaku Dewan Komisi D hanya berharap kita semua dapat mengambil hikmahnya dan pelajaranya bersama dari polemik fakta yang terjadi ini, kedepanya kita akan terus memonitoring seterusnya terkait pelayanan kesehatan masyarakat wilayah se kawasan bener meriah agar lebih baik dan optimal kedepanya, jika terdengar adanya masalah apapun bentuknya, kita akan bertindak tegas dan mengupayakan sanksi ke Puskesmas kepada pihak yang lebih berwenang, kita berharap kepada media dan semuanya untuk bisa bekerja sama meredam polemik yang terjadi, karena dugaan keluhan yang di lontarkan tersebut itu tidak terjadi dan tidak bisa dibuktikan, kesimpulanya permasalahanya ini miss Komunikasi, mohon agar semua pihak untuk dapat saling dimengerti dan saling memahami", terangnya Darwin.


Didalam kunjungan tersebut turut juga hadir Syaiful Bahri, sofyan, dan dr. Wien Kusumandana Mimija yang juga ikut mendampingi serta membantu meluruskan permasalahan terkait polemik yang telah mencuat agar tidak bias. 


Di sela penghujung rapat Kepala Puskesmas Simpang Tiga Sdr.Irwandi menambahkan sedikit tentang prosedural surat rujukan, "pasien bisa di bawa kerumah sakit manapun tetapi harus berjenjang mulai dari Puskesmas kemudian Rumah Sakit Kabupaten setelah itu Rumah Sakit provinsi", tambahnya Irwandi.


Di penghujung pertemuan Irwandi juga mengeluarkan pernyataan, "atas segala ruang dan waktu kepada semua yang hadir ini saya ucapkan ribuan terima kasih atas kehadiranya, dan menjadikan hal ini sebagai pelajaran kita semua, kita mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar puskesmas kita menjadi semakin lebih baik dan menjadi yang terbaik", pernyataan Irwandi.


Usai pertemuan semua rombongan Komisi D didampingi Kepala puskesmas beserta dokter dan staff melanjutkan sidak ke seluruh ruangan yang ada, sembari mengecek aktifitas beserta kwalitas kelayakan fasilitas dan alat alat medis Uptd Puskesmas Simpang Tiga Redelong.(masta)

Share:
Komentar

Berita Terkini