Banda Aceh - Sebanyak 18 film karya sineas Aceh dengan berbagai genre diputar di Indoor Taman Budaya Aceh di Banda Aceh selama dua hari.

Pemutaran film yang dipelopori Aceh Bergerak itu mendapat apreasiasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh.

Pemutaran film bertajuk ‘Bertabur Bintang’ dimulai pagi tadi, Sabtu, 24 Desember 2022. Masyarakat lintas usia sangat antusias menyaksikan beragam judul film yang diputar di acara itu.

Sejak pagi, pelajar dan masyarakat sudah memenuhi lokasi pemutaran film. Mereka menonton di lokasi dengan suasana layaknya bioskop.

Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan Disbudpar Aceh, Ismail, mengatakan, 18 film yang diputar membuktikan sineas Aceh mampu memproduksi film dengan kualitas sangat bagus. Film yang diputar juga dapat membangkitkan kreativitas sineas Serambi Mekah untuk menciptakan film baru lagi.

“Hari ini sangat luar biasa, teman-teman pelaku film Aceh mengadakan satu event yang sangat luar biasa yaitu ‘Bertabur Bintang’ dengan pemutaran 18 film yang diproduksi oleh teman-teman pelaku film di Aceh,” kata Ismail.

Ismail menonton empat film yang diputar. Dia tidak menyangka sineas Aceh dapat memproduksi film dengan kualitas sangat bagus.

“Saya ada empat film saya nonton dan semuanya surprise bagi saya, terkejut melihat kualitas dari kreativitas teman-teman,” jelasnya.

Menurutnya, film yang diputarkan tersebut dapat mempromosikan wisata, sejarah dan kebudayaan sehingga generasi muda nantinya dapat mengenal Aceh lebih jauh dari film.

Selain itu, film tersebut juga penuh edukasi salah satunya berkaitan dengan mitigasi bencana.

“Semangat untuk semuanya, semangat untuk bangkit memajukan film, memajukan pariwisata Aceh,” kata Ismail.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah I Aceh, Piet Rusdi, menjelaskan, gala premire tersebut yang digelar tersebut melibatkan sineas dan sinematografi yang selama ini berkecimpung dalam proses memproduksi film.

BPK sendiri telah memroduksi 12 film dan akan diputar di kegiatan tersebut.

“Ternyata di Aceh banyak potensi pekerja kreatif yang cukup berkompeten dan bisa masuk ke kancah nasional dan internasional,” jelasnya.

Dengan kegiatan ini, tambah Piet, menjadi Kota Banda Aceh kota kreatif untuk para sinema, sineas dan pekerja kreatif.

”Tentu ke depan akan mendukung program kemajuan kebudayaan di Aceh,” lanjut Piet Rusdi.[*]