Jembatan Gantung Penghubung Kecamatan Putus di Aceh Tamiang, Pj Bupati: Selesaikan Satu Hari

Editor: Syarkawi author photo

 Jembatan Gantung Penghubung Kecamatan Putus di Aceh Tamiang, Pj Bupati: Selesaikan Satu Hari

Aceh Tamiang  – Tali seling jembatan gantung penghubung antar Kecamatan Tenggulun dan Kecamatan Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang, putus pada Selasa (30/1) dinihari. Sejumlah papan yang menjadi alas jembatan jatuh ke dasar sungai akibat kejadian tersebut.

“Saya sudah perintahkan Kepala Dinas PUPR untuk mengganti seling yang putus dan memperbaiki seluruh lantai jembatan yang jatuh,” kata Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra).

Asra yang datang ke lokasi tersebut turut didampingi sejumlah Kepala SKPK terkait, di antaranya pejabat BPBD dan Dinas PUPR Aceh Tamiang. Orang nomor satu di Aceh Tamiang ini juga mendesak proses perbaikan oleh dinas teknis agar selesai dalam waktu satu hari.

“Karena jembatan gantung ini jalur penting merupakan akses alternatif masyarakat dua kecamatan,” sebutnya.

Adapun desa yang paling terdampak pasca putusnya jembatan gantung tersebut yakni, Tebing Tinggi dan Alur Tani II. Kedua desa tersebut berada di seberang sungai dan sangat mengandalkan akses jembatan gantung.

“Jangan sampai aktivitas masyarakat lumpuh akibat kehilangan akses alternatif itu. Selama ini warga menggunakan jembatan gantung untuk keluarkan hasil kebun, anak sekolah menyeberang dan aktivitas sehari-hari mereka,” tambah Asra.

Namun Pj Bupati menyatakan, tidak ada kampung yang terisolasi dari dampak jembatan gantung putus. Menurutnya jembatan gantung yang lengser ke sungai itu sepanjang 120 meter. Kondisi tali seling yang sudah berkarat tak mampu lagi menopang beban jembatan yang membentang di atas sungai Tamiang tersebut.

“Jembatan gantung itu putus bukan karena ada bencana banjir atau lainnya, tapi selingnya sudah rapuh dimakan usia,” kata Asra.

Datok Penghulu (Kepala Desa) Alur Tani II, Sutiman memperkirakan jembatan putus terjadi sekitar pukul 02.00 WIB. Pihaknya memastikan tidak ada korban jatuh karena insiden jembatan putus berlangsung pada waktu dini hari, dan tidak ada warga yang lewat.

Menurutnya jika jembatan tersebut tidak segera ditangani, maka dampaknya dapat menggangu aktivitas masyarakat setiap hari, terutama mobilitas dari Kampung Alur Tani dan Tebing Tinggi. Bila ingin keluar kampung mereka terpaksa memutar arah dengan jarak yang lebih jauh.

“Kondisi jembatan putus total, tidak bisa dilewati pejalan kaki maupun kendaraan roda dua. Ya, kami harus mutar jauh kalau mau ke kampung seberang,” ungkap datok.

Sutiman mengatakan, kerusakan diduga akibat faktor usia. Jembatan gantung berlantai papan keras itu sudah dibangun sejak puluhan tahun.

“Bukan dihantam banjir. Enggak ada dipicu oleh apapun, tiba-tiba putus saja jembatan,” sebutnya.

Sementara itu Datok Penghulu Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tenggulun, Saryanta mengatakan, meski jembatan gantung putus, tidak ada warganya yang terisolir. Semua warga masih bisa keluar masuk kampung melalui jalan utama jembatan beton permanen.

Dia menyebut, hingga pukul 17.30 WIB, warga bergotong royong di sungai untuk memperbaiki yang putus. Semua lantai jembatan yang terbuat dari papan jenis kayu damar dilepas satu per satu untuk diganti baru.

“Diperkirakan hari ini perbaikan lantai jembatan selasai,” tuturnya saat dihubungi HabaAceh.id dari Karang Baru pada Selasa petang.

Dia berujar, kerusakan tersebut disebabkan satu pengait tali sling putus hingga menyebabkan lantai jembatan berjatuhan ke sungai. Untuk mengumpulkan papan lantai jembatan warga terpaksa menyelami sungai dangkal dan mengangkutnya ke tepian

“Pemasangan tali seling hari ini mungkin juga kelar. Selingnya harus diganti dengan yang baru, karena sudah tidak layak pakai,” kata datok.(red/InfoPublik)

Share:
Komentar

Berita Terkini