Aceh Utara – Cuaca ekstrem berupa hujan deras disertai angin kencang melanda wilayah Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara, pada Kamis, 10 Juli 2025 pukul 14.40 WIB.
Akibat kejadian tersebut, sejumlah fasilitas umum, rumah warga, serta kios dan warung mengalami kerusakan, terutama di bagian atap.
Kapolsek Nibong, IPTU Agus Maulizar, S.H., dalam keterangannya menyebutkan bahwa kerusakan terjadi di beberapa gampong, meliputi:
Rumah Warga yang Terdampak:
- Gampong Nibong Baroh: 24 unit
- Gampong Keude Nibong: 31 unit
- Gampong Nibong Wakheuh: 24 unit
- Gampong Keh: 5 unit
- Gampong Keupok: 10 unit
Kios/Warung yang Rusak:
- Gampong Nibong Baroh: 8 unit
- Gampong Keude Nibong: 9 unit
- Gampong Nibong Wakheuh: 6 unit
- Gampong Keh: 1 unit
- Gampong Keupok: 1 unit
“Pasar Keude Nibong juga mengalami kerusakan cukup serius, terutama di bagian atap. Sementara rumah warga dan kios yang terdampak mengalami kerusakan ringan hingga berat, khususnya pada struktur atap akibat terpaan angin,” jelas IPTU Agus.
Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian material diperkirakan cukup besar. Kerugian pada pasar Keude Nibong ditaksir mencapai Rp10 juta, rumah warga sekitar Rp300 juta, dan kios/warung sekitar Rp40 juta.
Hingga saat ini, perbaikan belum dilakukan karena masih dalam tahap pendataan dan asesmen oleh pihak berwenang.
Situasi cuaca di Kecamatan Nibong kini telah kembali normal dan aman.
Namun, pihak kepolisian dan warga tetap diminta waspada mengingat potensi cuaca ekstrem masih mungkin terjadi, terutama dalam masa transisi dari musim kemarau ke musim penghujan.
Kapolsek Nibong juga mengimbau agar Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Sosial segera melakukan pendataan dan penyaluran bantuan kemanusiaan kepada warga terdampak.
“Kami harap adanya pendataan dan dukungan dari instansi terkait agar masyarakat yang terdampak bisa segera mendapatkan bantuan dan proses pemulihan berjalan lebih cepat,” pungkas IPTU Agus.
Cuaca buruk dan angin kencang ini menjadi pengingat penting akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam yang kerap datang secara tiba-tiba, terutama di kawasan rawan seperti Aceh Utara.[]