Dandim 0102/Pidie Dampingi Irdam IM dalam Peresmian Memorial Living Park Rumoh Geudong

Editor: Syarkawi author photo


Pidie — Komandan Kodim 0102/Pidie Letkol Inf Andi Irsan M. Han turut mendampingi Inspektur Daerah Militer Iskandar Muda (Irdam IM) Brigjen TNI Yudi Yulistyanto, M.A., dalam peresmian Memorial Living Park Rumoh Geudong yang berlokasi di Gampong Bili Aron, Kecamatan Glumpang Tiga, Kabupaten Pidie, Kamis (10/7/2025).

Tugu perdamaian yang menjadi simbol refleksi sejarah itu diresmikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko H2IP) RI, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pemulihan non-yudisial atas pelanggaran HAM berat masa lalu, sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2023.

Peresmian ini turut disaksikan oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM Mugiyanto, Wakil Menteri PUPR Ir. Diana Kusumastuti, Wakil Gubernur Aceh T. Fadlullah, anggota Komisi III DPR RI, jajaran Forkopimda Aceh dan Kabupaten Pidie, serta tokoh lintas agama, tokoh adat, dan keluarga korban dari tragedi Rumoh Geudong dan Simpang KKA.

Kehadiran Irdam Iskandar Muda bersama Dandim 0102/Pidie menunjukkan komitmen kuat TNI dalam menjaga perdamaian di Aceh. Sinergi antara TNI, Polri, Pemerintah Daerah, dan masyarakat lintas sektor menciptakan suasana yang aman, khidmat, dan kondusif selama prosesi peresmian berlangsung.

“Kehadiran Bapak Menko H2IP dan rombongan di Tanah Rencong merupakan bukti nyata perhatian pemerintah pusat terhadap proses pemulihan dan rekonsiliasi di Aceh,” ujar Wakil Gubernur Aceh, T. Fadlullah, dalam sambutannya.

Ia menegaskan bahwa Memorial Living Park ini bukan hanya ruang publik, tetapi ruang ingatan, refleksi, dan pembelajaran. Tangga asli bekas Rumoh Geudong tetap dipertahankan sebagai monumen sejarah yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya perdamaian dan penyelesaian yang bijaksana atas luka masa lalu.

Sementara itu, Menko H2IP Prof. Yusril Ihza Mahendra menyatakan bahwa peresmian taman memorial ini adalah langkah penting dalam membangun kembali jembatan kemanusiaan dan persaudaraan, bukan untuk membuka luka lama.

“Negara hadir bukan sekadar menyentuh masa lalu, tetapi untuk mengobati dan menyatukan kembali nilai-nilai kemanusiaan yang sempat terlukai,” ungkapnya.

Acara ditutup dengan sesi doa bersama dan penandatanganan prasasti peresmian, sebagai simbol dimulainya babak baru perjalanan rekonsiliasi dan pemulihan Aceh secara menyeluruh.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini