Dinkes Abdya Deteksi Risiko PTM di 17 SKPK, Ratusan Pegawai di Periksa

Editor: Syarkawi author photo

 


BLANGPIDIE
- Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan non ANS di belasan intansi Pemerintahn Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat Day (Abdya) mulai mendapat pemeriksaan deteksi risiko dini penyakit tidak menular (PTM) yang digelar Dinas Kesehatan setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Abdya, Safliati SST MKes, Rabu 9 Juli 2025 mengatakan, ada 14 SKPK dan satu intansi yang akan dikunjungi. Dua sudah selesai yaitu Setdakab, Sekcam Blangpidie dan hari ini Rabu 9 Juki 2025, menyambangi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan Pemberdayaan Perempuan (DPMP4).

Sementara SKPK dan intansi yang akan dikunjungi adalah Sekretariat DPRK, Inspektorat, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah, Bappeda, BKK, Kecamatan Lembah sabil, Manggeng, Tangan-Tangan, Setia, Susoh, Jumpa, Kuala Batee dan Babahrot. Salah satu intansi yang dikunjungi adalah Kejaksaan Negeri Abdya. “Jumlah semua yang kita kunjungi ad 18 intansi,” sebutnya.

Bukan saja SKPK, pihaknya juga turun ke sejumlah instansi menyasar seluruh desa. Salah satunya dengan memfasilitasi dan melakukan bimbingan dalam pemeriksaan deteksi dini faktor risiko PTM di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM yang dilakukan secara rutin.

Dikatakan, dasar kegiatan dimaksud yaitu surat edaran Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Nomor HK.02.02/C/863/2023 tentang percepatan deteksi dini penyakit tidak menular prioritas.

Safliati menerangkan, untuk diketahui penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian dan kecacatan terbesar di Indonesia. Padahal sebenarnya, hal ini dapat dicegah dengan melakukan skrining risiko PTM sejak dini dan menerapkan gaya hidup sehat seperti yang dikampanyekan dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Ditambahkan, deteksi dini PTM merupakan cara untuk mengetahui adanya faktor risiko PTM pada sasaran. Deteksi dini ini berguna untuk menemukan secara awal adanya kemungkinan seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko. 

Dengan diketahuinya faktor risiko PTM secara dini pada seseorang, lanjut dia, maka pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan sedini mungkin. 

“Bagi yang sudah terkena maka penting sekali mengendalikan PTM yang disandangnya agar tidak terjadi komplikasi, kecacatan maupun kematian dini akibat PTM serta untuk meningkatkan kualitas hidup,” terangnya.

Kemudian Safliati menjelaskan, pemberdayaan dan peningkatan peran serta seluruh lapisan masyarakat termasuk pegawai adalah salah satu cara pengendalian PTM yang efisien dan efektif. 

Deteksi dini dan monitoring faktor risiko ini ditindaklanjuti secara terpadu dan periodik termasuk pemberian komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) mengenai PTM dan bahayanya bagi kesehatan sehingga mampu mawas diri terhadap faktor risiko tersebut atau mengendalikannya apabila sudah terkena. Sehingga kasus PTM dapat dikendalikan.

“Kami berharap, dengan kegiatan yang rutin dilakukan di masyarakat dan institusi dapat memahami bagaimana mengetahui faktor risiko apa yang ada dalam diri seseorang dan dapat mengantisipasinya dengan mengubah gaya hidup agar lebih sehat secara mandiri,” mintanya.(Tim).

Share:
Komentar

Berita Terkini