Kota Jantho — Gampong Empee Trieng, Kecamatan Darul Kamal, Kabupaten Aceh Besar, dikenal sebagai salah satu desa yang masih mempertahankan tradisi pembuatan kue khas Aceh secara turun-temurun.
Camat Darul Kamal, Husaini, S.Pd.I, bersama Tim Media Center Dinas Kominfo Aceh Besar, berkesempatan mengunjungi gampong tersebut pada Rabu, 12 November 2025, dalam agenda Explore Gampong Kue Khas Aceh.
“Beberapa rumah di Empee Trieng masih aktif memproduksi kue khas Aceh untuk kebutuhan acara adat, perkawinan, maupun cemilan sehari-hari,” ujar Husaini.
Ia menambahkan, keberlanjutan usaha rumahan tersebut menjadi wujud nyata masyarakat dalam menjaga tradisi dan budaya kuliner Aceh.
“Atas nama pemerintah, kami tentu akan terus memberikan dukungan, terutama dalam hal promosi dan akses pasar, seperti pada pameran HUT Aceh Besar yang akan datang,” katanya.
Sementara itu, Keuchik Empee Trieng, Tarmizi, menyebutkan saat ini terdapat tujuh rumah produksi yang masih aktif dari belasan usaha yang pernah berdiri sebelumnya.
“Walaupun jumlahnya berkurang, kualitas rasa dan cita khas kue Aceh dari Empee Trieng tetap dipertahankan,” ujarnya.
Salah satu pelaku usaha, Arif Setia Rahman, pemilik Ar Rahman Kue Aceh, mengatakan usahanya tetap berjalan meski pemesanan menurun di luar musim hari raya.
“Sekarang kami buat juga versi kecil dengan aneka rasa untuk cemilan harian. Namun kendala utama kami masih di alat pengaduk yang masih manual. Kalau ada mesin otomatis, tentu akan sangat membantu,” tuturnya.
Beragam kue tradisional Aceh yang masih diproduksi di Empee Trieng antara lain dodol, meuseukat, karah, wajik, halua breuh, bhoi, dan bungoeng kayee (peunajoeh).
Cita rasanya yang khas telah membuat pesanan datang tidak hanya dari Aceh, tetapi juga dari berbagai daerah di Sumatera hingga Pulau Jawa.[]
