BANDA ACEH – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, S.IP., M.PA., memimpin rapat pembahasan Rencana Operasional Angkutan Laut Luar Negeri lintasan Krueng Geukueh–Penang, di ruang rapat Sekda Aceh, Kamis (13/11/2025).
Rapat tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh T. Faisal, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Adi Darma, Kepala Biro Administrasi Pembangunan T. Robby, pimpinan PT Pembangunan Aceh (PEMA), serta perwakilan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh, Singkil, dan Calang.
Dalam arahannya, Sekda Aceh menegaskan bahwa pembukaan lintasan laut Krueng Geukueh–Penang merupakan bagian dari visi-misi Gubernur Aceh untuk memperkuat konektivitas internasional dan membuka jalur ekonomi baru antara Aceh dan Malaysia.
“Gubernur meminta agar pelayaran ini segera disiapkan. Kita memiliki Pelabuhan Krueng Geukueh yang sudah siap dan kapal Aceh Hebat yang dapat dimanfaatkan. Pelayaran ini jangan hanya menjadi proyek simbolik, tetapi benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat dan dunia usaha Aceh,” ujar M. Nasir.
Ia menambahkan, pada tahap awal Pemerintah Aceh akan menggunakan kapal Aceh Hebat 1 dengan penambahan rute baru tanpa mengganggu trayek yang sudah berjalan, yakni Calang–Sinabang.
“Untuk tahun pertama, kita fokus pada pelayanan publik. Masyarakat harus melihat bahwa janji Gubernur mengenai pelayaran Krueng Geukueh–Penang benar-benar diwujudkan. Trayek akan ditambah, bukan digeser, dan izin pelayaran akan dimulai dari Sinabang,” jelasnya.
Sekda Aceh menegaskan bahwa izin trayek harus segera diselesaikan agar pelayaran perdana dapat diluncurkan pada Januari 2026. Ia juga membuka peluang kerja sama dengan PEMA maupun pihak swasta yang siap beroperasi lebih awal.
“Target kita jelas, kapal Ro-Ro lintasan Krueng Geukueh–Penang harus mulai berlayar pada 2026. Jika PEMA siap bergerak lebih dulu mengirim barang pada 2025, pemerintah akan memberikan izin dan dukungan penuh. Ini bukan semata urusan bisnis, tetapi wujud komitmen memenuhi janji Gubernur kepada masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh T. Faisal dalam paparannya menjelaskan bahwa jarak pelayaran Krueng Geukueh–Penang mencapai sekitar 205 mil laut.
Pemerintah Aceh, katanya, telah mengirim surat kepada Presiden pada Agustus lalu untuk memperoleh dukungan pembukaan lintasan tersebut.
Ia menambahkan, rencana pelayaran internasional ini juga telah masuk dalam pembahasan antarnegara melalui forum Indonesia–Malaysia–Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
“Pihak Penang Port telah menyatakan dukungan penuh dan siap menyediakan ruang sandar bagi kapal dari Aceh. Namun, untuk kendaraan darat yang masuk ke Malaysia diperlukan kesepakatan antarnegara. Meski begitu, pelayaran tetap dapat dijalankan untuk penumpang dan barang,” ujar Faisal.
Fasilitas di Pelabuhan Krueng Geukueh juga telah siap mendukung operasional. Gudang pelabuhan telah direhabilitasi 100 persen, sementara terminal penumpang kini memasuki tahap akhir persiapan.
Seluruh instansi terkait seperti Imigrasi, Karantina, dan Bea Cukai juga telah menyatakan dukungan penuh terhadap pembukaan lintasan internasional tersebut.
“Dengan dukungan lintas sektor, kita optimistis pelayaran internasional Aceh–Penang akan menjadi tonggak baru kebangkitan konektivitas maritim Aceh,” tutup Faisal.[]
