Dekranasda Apresiasi Perhatian BI terhadap Perkembangan Fashion Muslim di Aceh

Editor: Syarkawi author photo
Ketua Harian Dekranasda Aceh Safrida Yuliani, memberikan sambutan pada acara penutupan Muslim Fashion Collaboration tahun 2021, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Sabtu (7/8/2021) malam.



Banda Aceh – Dekranasda Aceh mengapresiasi perhatian Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh terhadap perkembangan industri fashion muslim di Bumi Serambi Mekah.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Harian Dekranasda Aceh Safrida Yuliani, dalam sambutan saat menutup secara reamu Muslim Fashion Collaboration tahun 2021, di Aceh Ballroom Hermes Palace Hotel, Sabtu (7/8/2021) malam.


Ketua Harian Dekranasda Aceh Safrida Yuliani, menyaksikan peragaan busana hasil karya desainer Aceh, pada acara penutupan Muslim Fashion Collaboration tahun 2021, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Sabtu (7/8/2021) malam.

“Terima kasih kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh, yang telah berusaha mendorong keberadaan industri fashion muslim lokal di Aceh dengan menggelar pelatihan intensif selama 2 bulan yang melibatkan seluruh elemen industri fashion mulai dari fashion design, penjahit, fashion model sampai kepada pemilik butik yang nama programnya Muslim Fashion Collaboration 2021,” ujar Safrida.

Safrida menambahkan, sebagai satu-satunya wilayah di Indonesia yang menerapkan syariat Islam dan berpenduduk mayoritas muslim, maka sudah sepatutnya industri fashion muslim berkembang dengan baik di Aceh, dibandingkan dengan daerah atau provinsi lain di Indonesia. Karena pakaian muslim sudah menjadi cerminan penampilan sehari-hari di Aceh.

Oleh karena itu, Dekranasda Aceh mengapresiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Aceh yang telah menegaskan dukungannya terhadap kemajuan industri fashion muslim di Aceh dengan menggelar pelatihan intensif bagi para penjahit dan desainer.

Safrida meyakini, kegiatan ini sangat baik untuk mengurangi ketergantungan Aceh akan produk fashion luar negeri maupun luar daerah. Dukungan semacam ini akan memotivasi masyarakat Aceh untuk tidak lagi membeli produk dari luar, sehingga orang Aceh cinta akan produk lokal dan uang orang Aceh tidak lagi lari ke luar.

“Semoga program ini menjadi inisiasi kebangkitan industri fashion muslim di Aceh, serta menjadi modal berharga bagi generasi muda pelaku industri fashion muslim di Aceh. Kepada para pelaku fashion, baik fashion design maupun penjahit, saya imbau untuk terus berlatih. Ciptakan suatu model pakaian muslim yang up to date, nyaman dipakai serta menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan kondisi zaman agar produk kita dilirik oleh semua kalangan,” ujar Safrida berpesan.

Dalam kesempatan tersebut, Safrida berpesan agar peserta program mengaplikasikan serta membagikan informasi serta kemampuan yang didapatkan melalui pelatihan sehingga dampak dari program ini mampu menjangkau dari hulu hingga hilir pada industri fashion muslim.

“Janganlah pernah merasa puas akan apa yang telah didapat serta dilakukan, senantiasalah berkembang dan menyesuaikan zaman serta kebutuhan pasar hingga pelaku industri fashion muslim Aceh dapat menjadi penguasa di pasar Aceh bahkan Nasional,” pungkas Safrida Yuliani.

Kegiatan bertajuk ‘The New Beginning’ ini dirangkai dengan peragaan busana hasil karya para desainer yang telah mendapatkan pelatihan dan bimbingan dari Bank Indonesia. Acara berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, para undangan yang datang di swab terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan acara.

Penutupan MFC tahun 2021 dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Ketua Dekranasda Kota Banda Aceh, Ketua Dekranasda Aceh Besar, serta sejumlah pegiat fashion lainnya.[*]
Share:
Komentar

Berita Terkini