Banda Aceh – Kondisi Jembatan Lamnyong saat ini semakin memprihatinkan. Sambungan jembatan yang berlubang menjadi ancaman serius bagi para pengendara, terutama mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang menggunakannya sebagai akses utama menuju UIN Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala, dan STAI Tgk. Chik Pante Kulu. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan pengguna jalan.
Wakil Ketua Komisi III DPRK Banda Aceh, Tuanku Muhammad, mendesak Pemerintah Aceh untuk segera memperbaiki kerusakan pada jembatan tersebut.
“Setiap hari, ribuan pengguna jalan melintasi Jembatan Lamnyong, yang merupakan akses utama menuju kawasan Darussalam, kampus jantung hati rakyat Aceh. Kerusakan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena bisa mengakibatkan kecelakaan dan kerusakan kendaraan. Pemerintah Aceh harus segera bertindak,” ujar Tuanku Muhammad.
Selain itu, Tuanku Muhammad, yang juga menjabat sebagai Ketua Fraksi PKS DPRK Banda Aceh, menegaskan pentingnya percepatan perbaikan jembatan agar tidak menjadi persoalan yang berlarut.
“Pemerintah Aceh harus segera menangani perbaikan Jembatan Lamnyong. Jika anggaran tidak tersedia dalam APBA 2025, maka perlu dicari alternatif pendanaan lain. Ini adalah kebutuhan mendesak yang tidak boleh ditunda-tunda,” tegasnya.
Sebagai informasi, pada Februari 2017, Gubernur Aceh saat itu, Zaini Abdullah, meresmikan pelebaran Jembatan Lamnyong dengan anggaran sebesar Rp 89 miliar. Jembatan tersebut dibangun untuk mengurangi kemacetan, terutama pada jam-jam sibuk saat mahasiswa pergi dan pulang dari kampus.
Namun, seiring berjalannya waktu, kerusakan yang terjadi justru mengancam fungsinya sebagai infrastruktur vital. Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan.
(Rifan)