Bireuen — Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Bireuen tidak hanya merendam permukiman dan fasilitas umum, tetapi juga memutus akses transportasi warga.
Salah satu yang terdampak paling parah adalah Desa Tepimane, Kecamatan Juli, setelah jembatan penghubung utama hanyut diterjang arus pada Minggu, 30 November 2025.
Dengan akses darat terputus total, petugas di lapangan terpaksa mencari cara alternatif untuk memastikan bantuan tetap sampai ke warga.
Metode darurat pun diterapkan: mengirimkan logistik menggunakan tali yang direntangkan melintasi sungai — mirip sistem flying fox sederhana.
Dalam foto yang beredar, paket bantuan diangkut menggunakan ember besar yang digantung pada tali, bergerak perlahan menuju permukiman yang terisolasi.
Langkah ini diambil karena debit air sungai masih tinggi dan arus terlalu deras untuk penggunaan perahu. Petugas mengirimkan beras serta kebutuhan pokok lainnya secara bolak-balik melalui jalur udara darurat tersebut.
Meski tampak sederhana, cara ini terbukti efektif menjangkau warga, terutama lansia, anak-anak, dan keluarga yang hingga kini belum bisa keluar dari wilayahnya. Petugas bekerja bergantian memastikan setiap paket tiba dengan aman.
Pengiriman logistik melalui tali ini menunjukkan bagaimana gotong royong dan kepedulian tetap berjalan meski sarana sangat terbatas.
Hingga jembatan diperbaiki dan akses darat kembali normal, metode ini akan terus digunakan demi memastikan aliran bantuan bagi masyarakat terdampak tidak terhenti.[]
