Banda Aceh – Himpunan Mahasiswa Farmasi Universitas Syiah Kuala (HIMAFAR USK) telah menyelenggarakan beberapa rangkaian kegiatan pengabdian masyarakat, dalam rangka Program Peningkatan Kapasitas Ormawa (PPK Ormawa) di Desa Lamapeng, Kecamatan Seulimum, Kabupaten Aceh Besar.
HIMAFAR USK pada kegiatan tersebut mengusung tema: Konservasi Tanaman Rimpang Sebagai Alternatif Pengobatan Keluarga Berbasis Aplikasi Mobile di Desa Lamapeng Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar.
Rangkaian kegiatan tersebut telah dilaksanakan sejak bulan Agustus, diawali dengan pembukaan dan sosialisasi kegiatan PPK Ormawa HIMAFAR USK.
Kegiatan tersebut dibimbing oleh Dosen Farmasi USK sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) PPK Ormawa HIMAFAR USK, Khairan.
Ketua PPK Ormawa HIMAFAR USK, Fathia Fikrina beserta jajaran sukses berkolaborasi dengan masyarakat Lamapeng, khususnya para tokoh masyarakat dan kelompok masyarakat yang tergabung serta aktif pada kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan.
“Kegiatan ini berfokus pada pengkonservasian tanaman obat keluarga (TOGA). Kegiatan ini dimulai dengan Pengkonsevasian TOGA yang terdapat dari sekitar desa tersebut pada beberapa bidang tanah. Kemudian hasil dari konservasi tersebut akan diolah menjadi kapsul jamu sehat di rumah produksi, yang akan langsung dipromosikan melalui media digital,” jelas Fathia, Rabu (20/9/2023).
Masyarakat diberikan beberapa pembekalan, diantaranya adalah pembekalan promosi produk, pembekalan aplikasi, pembekalan produksi, dan juga pembekalan TOGA.
PPK Ormawa sendiri merupakan program hibah yang diberikan oleh Kemendikbudristek kepada ormawa di universitas, dalam rangka penguatan kapasitas ormawa melalui serangkaian proses pembinaan ormawa oleh Perguruan Tinggi yang diimplementasikan dalam Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. Pada PPK Ormawa tahun ini, HIMAFAR USK mendapatkan hibah dari Kemendikbudristek tersebut.
“Saya berharap semoga kegiatan yang sudah direncanakan dapat terlaksana dengan lancar hingga nanti dan saya mengucapkan terima kasih kepada tim, yang telah memilih Desa Lamapeng ini sebagai desa binaan, dan semoga setelah kegiatan ini selesai masyarakat dapat melaksanakannya dengan mandiri dan menghasilkan sebuah produk unggulan gampong,” ungkap Geuchik Lamapeng, Syamsul Bahri.
Sementara itu, Khairan selaku dosen pembimbing menyampaikan terimakasih kepada semua aparatur desa yang telah menerima tim, untuk menjadikan Lamapeng sebagai desa konservasi TOGA.
“Dipilihnya desa ini, didasarkan oleh banyaknya tanaman toga yang tumbuh begitu saja, tanpa ada pengolahan lanjut, dan desa ini juga terkenal akan kesuburan tanahnya,” jelas Khairan.
Menurutnya, program ini dapat menjadikan Lamapeng menjadi sentra desa produksi tanaman TOGA khususnya tanaman rimpang-rimpangan seperti kunyit, lengkuas, jahe, kencur, dan temulawak.
Dalam program PKK Ormawa tahun ini, HIMAFAR juga membuat rumah produksi, dimana di dalam rumah produksi tersebut, akan di produksi produk sediaan farmasi dalam bentuk sediaan kapsul jamu tanaman rimpang, sehingga kapsul yang berisi tanaman obat dapat digunakan oleh masyarakat untuk menjaga kesehatan dan stamina.
“Semoga Desa Lamapeng akan menjadi sentra produksi produk kapsul jamu khususnya tanaman rimpang-rimpangan di Aceh Besar. HIMAFAR USK juga memperkenalkan aplikasi mobile untuk menunjang promosi Desa Lamapeng sebagai desa produksi tanaman TOGA,” tutupnya.
(sumber : InfoPublik)