Banda Aceh — Hujan deras yang melanda sebagian besar wilayah Aceh dalam beberapa hari terakhir memicu banjir dan longsor di berbagai daerah.
Luapan sungai, kerusakan jembatan, hingga putusnya akses jalan membuat ribuan rumah terendam dan aktivitas masyarakat lumpuh.
Sebanyak 16 kabupaten/kota terdampak, di antaranya Pidie, Aceh Besar, Bireuen, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tenggara.
Dalam situasi darurat ini, puluhan prajurit TNI dari Brigif Teritorial Pembangunan (TP) 90/Yudha Giri Dhanu dan Yonif TP 854/Dharma Kersaka diterjunkan ke Desa Pameu, Aceh Tengah, pada Kamis, 27 November 2025.
Sebanyak 40 personel dikerahkan untuk membuka jalur, mengevakuasi warga, dan membantu masyarakat yang terdampak banjir dan longsor.
Bencana di Aceh Tengah dipicu hujan berkepanjangan yang membuat sejumlah tebing runtuh dan menimbun badan jalan dengan material batu dan lumpur.
Air bah dari perbukitan juga merendam permukiman warga di Desa Pameu.
Setibanya di lokasi, prajurit langsung menyebar ke beberapa titik terdampak. Pembukaan akses jalan menjadi prioritas, dilakukan dengan peralatan manual sambil berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan relawan.
Evakuasi warga, terutama kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan anak-anak, dilakukan secara bertahap menuju lokasi pengungsian aman.
Komandan Brigif TP 90/YGD, Kolonel Inf Hulisda Melala, memimpin langsung operasi tersebut.
“Kehadiran kami di sini untuk memastikan keselamatan warga. Penanganan bencana harus cepat, terukur, dan terkoordinasi,” ujar Hulisda.
Warga Desa Pameu menyampaikan apresiasi atas gerak cepat prajurit TNI yang dinilai membantu mempercepat proses evakuasi dan meminimalkan risiko korban.
Di Kabupaten Pidie, hujan ekstrem menyebabkan banjir besar di Kecamatan Mutiara Timur. Sejumlah warga terjebak di rumah, termasuk seorang lansia 90 tahun, Nek Jainabon, warga Desa Jiem.
Babinsa Kodim 0102/Pidie harus menerjang arus deras untuk mencapai rumah korban dan mengevakuasinya dalam situasi penuh risiko.
“Arus sangat deras dan membahayakan. Namun berkat kesigapan anggota, evakuasi dapat dilakukan dengan aman,” kata Danramil 24/Mutiara Timur, Kapten Inf Yunus.
Desa Jiem menjadi salah satu wilayah paling terdampak, dengan puluhan warga mengungsi ke Masjid Mutiara Timur. Bantuan sembako mulai disalurkan, namun aktivitas warga masih lumpuh total.
Dandim 0102/Pidie, Letkol Inf Andi Irsan M. Han., mengimbau warga tetap waspada terhadap potensi banjir susulan.
“Babinsa kami siaga penuh membantu masyarakat,” ujarnya.
Meluasnya dampak banjir dan longsor membuat Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Joko Hadi Susilo, menginstruksikan seluruh satuan jajarannya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
Kodam IM mengerahkan berbagai sumber daya, termasuk PRCPB, perahu karet, alat berat, posko kesehatan, hingga dapur lapangan.
“TNI hadir untuk rakyat. Kami berada di garis depan membantu pemerintah daerah dan masyarakat,” kata Pangdam.
Saat ini, seluruh prajurit di jajaran Kodam IM tetap bersiaga penuh. Pemantauan lapangan dilakukan secara intensif untuk mengantisipasi perubahan cuaca dan mencegah dampak lanjutan.[]
