Sekda Aceh Minta Media Perkuat Kritik Konstruktif pada Musda JMSI Aceh

Editor: Syarkawi author photo

 

Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, S.IP, MPA memberi sambutan pada Musyawarah Daerah (Musda) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh yang dilaksanakan di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Rabu, 19 November 2025.

BANDA ACEH – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M. Nasir, S.IP., MPA menegaskan bahwa media massa merupakan mitra strategis pemerintah dalam mempercepat pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di Aceh.

Hal itu disampaikan saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh yang berlangsung di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh, Rabu (19/11/2025).

Acara tersebut turut dihadiri Plh Kepala Dinas Pendidikan Aceh Murthalamuddin, Plt Kepala Dinas Pengairan Aceh Erwin Ferdinan, Ketua JMSI Pusat Teguh Santosa, serta Ketua JMSI Aceh Hendro Saky.

Dalam sambutannya, M. Nasir menyampaikan bahwa peran media tidak sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga sebagai pilar keempat demokrasi yang menjalankan fungsi kontrol sosial. Ia mengapresiasi kontribusi media yang selama ini banyak membantu menyebarluaskan kebijakan Pemerintah Aceh secara cepat dan tepat.

“Pemerintah Aceh di bawah kepemimpinan Mualem–Dek Fad tentu wajib menyampaikan apresiasi kepada media. Selama ini, banyak kebijakan Pemerintah Aceh yang mudah dan cepat diakses masyarakat berkat kerja-kerja media,” ujarnya.

Menurutnya, pemerintah dan media adalah dua entitas yang saling melengkapi. Jurnalis bukan sekadar peliput kegiatan, tetapi mitra strategis yang berperan mencerdaskan publik dan mengawal kebijakan.

“Hampir sebagian besar media mendukung kinerja Pemerintah Aceh. Berita yang dikemas secara positif patut diapresiasi. Namun, pada periode kedua JMSI ini, kami berharap daya kritiknya lebih konstruktif dan lebih kuat, sehingga kami bisa cepat mengetahui apa yang masih kurang,” kata Nasir.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah membutuhkan kritik objektif sebagai bahan evaluasi.

“Jangan segan-segan memberi masukan. Kritik yang objektif, berbasis data, dan bersifat membangun adalah ‘vitamin’ bagi kami untuk memperbaiki kekurangan dan membenahi program yang belum tepat sasaran,” tutupnya.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini