Meuligoe aceh.com. Jakarta. Mungkin menurut Badan Kesehatan Dunia, Indonesia ada di urutan ke-lima jumlah anak dengan kondisi stunting. Menurut WHO, di seluruh dunia, diperkirakan ada 178 juta anak di bawah usia lima tahun pertumbuhannya terhambat karena stunting.
Stunting
adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia
dua tahun. Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak
usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan
berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak
keluaran WHO.
Selain
pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang
tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang,
serta prestasi sekolah yang buruk. Stunting dan kondisi lain terkait kurang
gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi,
obesitas dan kematian akibat infeksi. Penyebab Stunting Ads by AdAsia Situs
Adoption Nutrition menyebutkan, stunting berkembang dalam jangka panjang karena
kombinasi dari beberapa atau semua faktor-faktor berikut:
1. Kurang
gizi kronis dalam waktu lama
2. Retardasi pertumbuhan intrauterine
3. Tidak
cukup protein dalam proporsi total asupan kalori
4. Perubahan
hormon yang dipicu oleh stres
5. Sering
menderita infeksi di awal kehidupan seorang anak.
Perkembangan stunting adalah proses yang
lambat, kumulatif dan tidak berarti bahwa asupan makanan saat ini tidak
memadai. Kegagalan pertumbuhan mungkin telah terjadi di masa lalu seorang.
Gejala Stunting Antara
Lain Yaitu :
1. Anak berbadan lebih pendek untuk
anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung normal
tetapi anak tampak lebih muda/kecil untuk usianya
3. Berat badan rendah untuk anak
seusianya
4. Pertumbuhan tulang tertunda
Advertisment
Mencegah Stunting Waktu terbaik untuk
mencegah stunting adalah selama kehamilan dan dua tahun pertama kehidupan.
Stunting di awal kehidupan akan berdampak buruk pada kesehatan, kognitif, dan
fungsional ketika dewasa. Untuk mengatasi masalah stunting ini.
Kementerian Kesehatan dengan
dukungan Millennium Challenge Account-Indonesia (MCA-I), melalui Program Hibah
Compact Millennium Challenge Corporation (MCC) melakukan Kampanye Gizi Nasional
Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat (PKGBM). Salah satu intervensi
dalam program PKGM adalah tentang perubahan prilaku masyarakat, yang dilakukan
dalam program Kampanye Gizi Nasional (KGN).
Program KGN di wilayah OKI
dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh, seperti melakukan aktifasi
posyandu-posyandu dan pemberian pengetahuan tentang gizi anak, mulai dari
makanan apa saja yang boleh untuk bayi di atas enam bulan, bagaimana tekstur
yang baik, berapa banyak yang harus diberikan, termasuk pengetahuan pentingnya
ASI eksklusif. (adv)