" Pengendalian Inflasi " Bank Indonesia Aceh Dukung Hilirisasi Pertanian di Kota Banda Aceh

Editor: Syarkawi author photo

Banda Aceh - Masyarakat dan pemuda Gampong Lamjabat, Banda Aceh sangat antusias mengikuti seremonial kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Kota Banda Aceh yang diselenggarakan di salah satu klaster cabai warga kelompok tani Ceulah Beumaju, Jum'at 24 November 2023.

Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh, Rony Widijarto P mengatakan, "Melalui kegiatan GNPIP Kota Banda Aceh 2023, kami berharap dapat meningkatkan sinergi dan koordinasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah dan TPID khususnya Kota Banda Aceh dalam menjaga inflasi di daerah".

Menyambut baik pernyataan tersebut, Pj Walikota Banda Aceh, Amiruddin, S. E.,  sangat mengapresiasi sinergi Bank Indonesia Aceh, TPID, dan stakeholders lainnya dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan.

" Kedepan Hilirisasi diharapkan dapat diterapkan di komoditas lain sehingga mewujudkan kemandirian pangan di Aceh", tambah Amiruddin.

Gampong Lamjabat merupakan Gampong/Desa Binaan KPw BI Provinsi Aceh dalam program "Hilirisasi Pertanian melalui Pemberdayaan Masyarakat" dengan cara urban farming komoditas cabai merah besar dan cabai rawit Pemberdayaan Gampong ini bekerjasama dengan UMKM binaan KPw BI Aceh, yaitu Capli sebagai off-taker hasil panen cabai untuk diolah menjadi produk sambal hijau Aceh.

Sinergi TPID-GNPIP merupakan upaya Bank Indonesia dengan KL terkait yang bersifat nasional sebagai tindak lanjut arahan Presiden dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022 serta sinergi High-Level Rakorpusda dan GNPIP 2022 untuk mengoptimalkan dan memperkuat langkah-langkah pengendalian inflasi di daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, daya beli, serta pemulihan ekonomi nasional.

Dalam melakukan pengendalian inflasi, gerakan ini berlandaskan pada strategi 4K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif yang dilakukan melalui upaya dan aksi nyata untuk stabilitasi harga pangan.

Pada tahun 2023, terdapat 7 program unggulan yang bersifat Struktural, Forward Looking dan berbasis digital dalam rangka sinergi TPIP/TPID-GNPIP. 7 program tersebut yaitu : 

- Dukungan pelaksanaan kegiatan operasi pasar/pasar murah/SPHP

- Penguatan ketahanan pangan strategis

- Perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD)

- Dukungan untuk subsidi ongkos angkut.

- Peningkatan pemanfaatan alsintan dan saprotan

- Penguatan infrastruktur Teknologi, Informasi, Komunikasi (TIK) diantaranya neraca pangan daerah, serta Penguatan koordinasi dan.

- komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi.

Penguatan sinergi TPID dan GNPIP 2023 yang telah berhasil mengendalikan tekanan inflasi pangan, diharapkan menjadi akselerator langkah konkret bersama untuk mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung
ketahanan pangan yang tentunya mendorong terjaganya daya beli, serta pemulihan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Hasil asesmen Bank Indonesia Aceh menunjukan indikasi terjadinya kenaikan inflasi di Provinsi Aceh pada bulan November 2023. Salah satu komoditas penyumbang inflasi tertinggi pada bulan tersebut adalah cabai merah dan cabai rawit. 

Untuk itu, diperlukan sinergi dan koordinasi antara TPID Provinsi maupun Kabupaten/Kota guna mengatasi masalah tersebut.

Bank Indonesia mendukung program hilirisasi pertanian berupa bibit, media tanam, irigasi sprinkle, gudang pasca panen, saprodi, pelatihan integrated farming, dan pelatihan digital farming beserta dukungan alat digital farming Beberapa capaian dan upaya yang telah dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh dalam mendukung program tersebut diantaranya:

- Urban Farming yang dilakukan 300 KK di Lamjabat dan di lahan perkotaan dengan total luas 4.000 meter persegi serta telah memasuki tahun ke-2. Peningkatan produksi pasca implementasi integrated farming di tahun 2023 diestimasi sebesar
20%.

- Kerjasama kontrak harga antara warga Lamjabat dan UMKM Capli dengan harga Rp25.000 pada tahun 2023, setelah pada tahun sebelumnya telah terealisasi penjualan sebesar 1 ton.

- Kerjasama dengan Rumah Potong Hewan untuk pemanfaatan kotoran hewan sebagai pupuk organik, realisasi dari pertengahan tahun hingga saat ini sebesar 2 ton telah dimanfaatkan sebagai pupuk kompos menggunakan dekomposer MA11.

- Pembiayaan KUR tanpa aqunan dari BSI sebesar Rp100 juta telah diberikan kepada UMKM Capli dan telah menjadi best practice dalam program KTA BSI.

- Sebagian hasil panen selain diolah menjadi produk turunan, juga mulai dipasok ke pasar Banda Aceh.

- Adanya konsep pendampingan/konsultasi yang diberikan kepada petani binaan sesuai dengan SOP pertanian yang telah disepakati Bersama.

"Dengan penerapan digital farming alhamdulillah peningkatan produktifitas dan efisiensi pertanian dapat kita capai karena kita dapat memberi nutrisi yang tepat untuk tanaman melalui sensor nutrisi tanah", ungkap Didit selaku bendahara Gampong Lamjabat.

Turut hadir pada kesempatan tersebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh: Rony Widijarto P, Pj Walikota Banda Aceh: Amiruddn, S. E., TPID, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Banda Aceh; Jalauddin beserta Geuchik Gampong Lamjabat beserta pelaku usaha pertanian setempat.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini