Banda Aceh — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama Dharma Wanita Persatuan (DWP) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar Cooking Class bertajuk Dapur Cerdas Inflasi di Hoco Coffee Lambhuk, Banda Aceh, Kamis, 20 November 2025.
Kegiatan ini diikuti sekitar 50 anggota DWP USK dan dibuka oleh Kepala Tim Perumusan KEKDA BI Aceh, Hendy Hadiyan, serta Ketua DWP USK, Eti Indarti Marwan.
Di bawah bimbingan Chef Surya Firdaus, para peserta mempraktikkan olahan Ikan Tuna Tumis khas Aceh menggunakan cabai bubuk sebagai alternatif cabai merah segar—bahan yang lebih tahan lama dan dapat membantu menjaga stabilitas pengeluaran dapur.
Dalam sambutannya, Hendy menegaskan bahwa kegiatan memasak ini merupakan bagian dari strategi komunikasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“Inflasi Aceh saat ini berada pada level yang harus terus kita jaga bersama. Melalui edukasi ini, kami berharap para ibu dapat berperan dalam pengendalian inflasi pangan dimulai dari dapur masing-masing. Setiap keputusan belanja—seperti memilih cabai, bawang, dan kebutuhan pokok lainnya—secara langsung memengaruhi permintaan di pasar,” ujar Hendy.
Ia menekankan pentingnya pola belanja yang bijak serta pemanfaatan bahan alternatif, seperti cabai merah kering atau cabai bubuk, untuk mengurangi tekanan inflasi.
Ketua DWP USK, Eti Indarti Marwan, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini.
“Kami berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah menggandeng DWP USK dalam kegiatan edukatif ini. Memilih bahan masakan secara tepat turut membantu menjaga inflasi. Harapannya, program seperti ini dapat berlanjut secara berkesinambungan,” ujarnya.
Melalui kegiatan seperti Cooking Class Dapur Cerdas Inflasi, Bank Indonesia Provinsi Aceh bersama para mitra, termasuk DWP USK, terus mendorong kesadaran bahwa pengendalian inflasi merupakan tanggung jawab bersama.
Peran aktif masyarakat—khususnya para ibu yang kreatif dan cerdas mengatur dapur—menjadi bagian penting dalam menjaga stabilitas harga dan ketahanan pangan daerah.[]
