Pemerintah Aceh Prioritaskan Evakuasi, Pembukaan Akses, dan Distribusi Logistik ke Wilayah Terdampak Banjir dan Longsor

Editor: Syarkawi author photo

 

M. Nasir
Sekretaris Daerah Aceh

BANDA ACEH — Pemerintah Aceh menegaskan bahwa penanganan darurat bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Provinsi Aceh saat ini difokuskan pada tiga langkah utama: evakuasi warga terdampak, pembukaan kembali akses transportasi yang terputus, serta percepatan distribusi logistik, terutama ke daerah-daerah yang terisolir.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, dalam konferensi pers di Sekretariat Posko Tanggap Darurat Bencana Banjir dan Longsor, Sabtu (29/11) malam.

Menurutnya, Pemerintah Aceh bersama BASARNAS dan instansi terkait terus melakukan evakuasi warga dari wilayah yang masih terendam maupun terancam longsor. 

“Kita telah mengirimkan alat berat. Besok sudah mulai bekerja untuk menyambung kembali beberapa titik yang terputus, sehingga distribusi logistik dapat dilakukan lebih cepat,” ujar Nasir.

Ia menambahkan bahwa Pemerintah Aceh juga menyiapkan pembangunan jembatan bailey menuju Kabupaten Bener Meriah dan wilayah sekitarnya yang masih terisolasi.

Sekda Aceh melaporkan bahwa 10 ton beras telah dikirimkan ke Subulussalam, Pidie Jaya, dan Aceh Utara pada Jumat (28/11). Sementara pada Minggu (30/11), Pemerintah Aceh dijadwalkan menyalurkan:

  • 10 ton beras ke Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues, Singkil, dan Aceh Tenggara,
  • 5 ton beras untuk Kota Langsa dan Aceh Tamiang,
  • 3 ton beras untuk Beutong Ateuh, Nagan Raya.

Selain beras, bantuan logistik lainnya juga terus didistribusikan melalui BPBA, Dinas Sosial, Kodam Iskandar Muda, dan Polda Aceh. 

Seluruh distribusi jalur darat dipusatkan di posko terpadu di setiap kabupaten/kota untuk memastikan penyaluran yang tertib dan tepat sasaran.

Untuk wilayah pesisir timur seperti Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang, bantuan tambahan dikirim melalui jalur laut via Pelabuhan Krueng Geukueh dan Pelabuhan Kuala Langsa.

Pemerintah Aceh juga berkoordinasi dengan Pertamina untuk memastikan pasokan energi tetap aman. Pendistribusian LPG dan BBM dialihkan melalui Pelabuhan Malahayati Aceh Besar mengingat sejumlah akses darat masih terputus.

Wakil I Aster Kasdam Iskandar Muda, Kolonel Inf Fransisco, menyampaikan bahwa seluruh posko wilayah telah diperintahkan mendata koordinat desa yang masih terisolir sebagai dasar penyaluran bantuan melalui udara.

Ia mengakui terkendala akses komunikasi di beberapa daerah sehingga perangkat Starlink telah dikirim ke Bener Meriah dan Takengon untuk mempercepat koordinasi lapangan.

Untuk memperkuat operasi udara, jumlah helikopter ditambah dari tiga menjadi enam unit sesuai instruksi Menteri Pertahanan. Helikopter tersebut akan digunakan untuk:

  • menyalurkan bantuan ke wilayah yang belum dapat dijangkau jalur darat,
  • membantu pemulihan jaringan listrik—yang ditargetkan pulih dalam dua hari.

Kolonel Fransisco juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang dapat menghambat proses penanganan. 

“Kerja sama masyarakat sangat dibutuhkan agar percepatan penanganan dapat berjalan maksimal,” katanya.

Pemerintah Aceh memastikan koordinasi dengan BNPB, Mabes TNI, dan Pemerintah Pusat akan terus diperkuat untuk mempercepat proses evakuasi, penyaluran bantuan, dan pemulihan konektivitas.

Masyarakat diimbau tetap waspada, menjaga keselamatan, dan mendukung seluruh proses penanganan demi percepatan pemulihan di wilayah terdampak.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini