Kota Jantho – Pemerintah Kabupaten Aceh Besar menggelar Upacara Peringatan Uro Lahe ke-69 Tahun 2025 di Lapangan Bungoeng Jeumpa, Senin (24/11/2025).
Kegiatan yang mengusung tema “Putoh Ngeun Meupakat, Kuat Ngeun Meuseuraya” tersebut menjadi momentum memperkuat kebersamaan serta mempertegas arah pembangunan Aceh Besar ke depan.
Bupati Aceh Besar, H. Muharram Idris, dalam amanatnya menyampaikan rasa syukur atas bertambahnya usia penyelenggaraan pemerintahan daerah yang kini memasuki 69 tahun.
Ia menjelaskan bahwa peringatan ini berlandaskan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2024, yang menetapkan tanggal 24 November 1956 sebagai hari lahir Kabupaten Aceh Besar sesuai Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956.
“Pada usia ke-69 ini, kita patut bersyukur melihat berbagai capaian pembangunan Aceh Besar yang menunjukkan kemajuan di berbagai sektor—keagamaan, ekonomi, pendidikan, pariwisata, infrastruktur, pertanian, sosial budaya, hingga kesehatan,” ujar Bupati.
Ia menegaskan, peringatan hari lahir daerah bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam melanjutkan perjuangan para pendahulu serta mempercepat pembangunan di seluruh sektor.
“Mari kita jadikan momen ini sebagai inspirasi untuk terus berkarya. Dengan semangat persatuan dan kerja produktif, kita optimis Aceh Besar akan tumbuh, berkembang, dan memberi kesejahteraan paripurna bagi seluruh masyarakat,” pesan Bupati.
Dalam sambutannya, Bupati turut mengulas sejarah administratif Aceh Besar yang dahulu dikenal sebagai Aceh Rayeuk, meliputi wilayah Aceh Besar, Banda Aceh, dan Sabang.
Pemekaran wilayah berdasarkan regulasi menyebabkan sebagian aset penting berada di Banda Aceh, termasuk Museum Rumoh Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, pusat ekonomi, dan sejumlah infrastruktur historis lainnya.
Memasuki usia ke-69, pemerintah menilai masih banyak pekerjaan besar yang harus diselesaikan. Salah satunya adalah pembangunan rumah sakit yang representatif dan menghadirkan pusat kota yang layak sebagai identitas kabupaten.
“Dengan penduduk lebih dari 450 ribu jiwa, Aceh Besar seharusnya memiliki rumah sakit utama yang memadai, serta kota yang berfungsi sebagai pusat ekonomi, politik, pertahanan, dan layanan publik,” tegas Bupati.
Selain pembangunan fisik, Pemkab Aceh Besar juga menekankan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah menaruh perhatian khusus pada digitalisasi sekolah, peningkatan kapasitas guru, dan implementasi pendidikan yang lebih humanis.
“Tidak boleh lagi ada pola pendidikan keras seperti masa lalu. Sekolah harus menjadi ruang aman dan ramah bagi anak-anak. Guru dan kepala sekolah harus bekerja harmonis membentuk karakter generasi Aceh Besar,” ungkapnya.
Di penghujung sambutannya, Bupati mengajak seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan agar terus memperkuat sinergi dan berkontribusi aktif dalam pembangunan daerah.
“Semoga Aceh Besar senantiasa berkembang dan berjaya melalui perubahan positif yang kita upayakan bersama. Kita ingin daerah ini menjadi hunian indah yang membawa kenyamanan dan kebanggaan bagi seluruh masyarakat,” tutupnya.[]
