Wagub Aceh Resmikan Dapur MBG di Pidie Jaya, Dorong Percepatan Penanganan Stunting dan Ekonomi Lokal

Editor: Syarkawi author photo

 

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, S.E., meresmikan penggunaan Dapur MBG SPPG di Gampong Muenasah Krung, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (19/11/2025).

Pidie Jaya Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, meresmikan dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG Meunasah Krueng, Kecamatan Ulim, Kabupaten Pidie Jaya, Rabu (19/11/2025). 

Peresmian ini menjadi bagian dari percepatan realisasi program prioritas nasional di Aceh.

Dalam sambutannya, Wagub menyampaikan bahwa Aceh memiliki 585 titik SPPG dengan 1,7 juta penerima manfaat, yang memerlukan sekitar 18 ribu relawan untuk operasional optimal. 

Saat ini, 457 titik MBG telah berfungsi, dan pemerintah menargetkan seluruh titik dapat berjalan maksimal pada tahun 2026.

Di Pidie Jaya, akhir tahun ini semua jatah SPPG harus berjalan. Harus selesai,” tegas Fadhlullah.

Wagub menekankan pentingnya variasi menu agar anak-anak tetap antusias mengonsumsi makanan sehat. Pemerintah telah menyiapkan aplikasi menu MBG untuk membantu dapur SPPG dalam menyusun menu harian.

Jangan monoton itu itu saja, sehingga anak-anak bosan mengkonsumsinya,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kemandirian bahan baku lokal. Salah satu kebutuhan terbesar program MBG adalah telur.

Jangan sampai kebutuhan telur bergantung sepenuhnya ke Medan,” tambahnya.

Fadhlullah turut mendorong percepatan operasional Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes MP) sebagai pemasok kebutuhan dapur MBG. 

Aceh menargetkan pembangunan 6.498 Kopdes Merah Putih sebagai simpul ekonomi lokal yang menopang SPPG.

MBG dan Kopdes Merah Putih adalah program prioritas Presiden. Kita ingin kebutuhan pokok untuk SPPG disuplai dari desa sendiri,” katanya.

Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri, mengungkapkan bahwa daerahnya masih menghadapi persoalan serius terkait stunting.

Angka stunting kita 31,9 persen, tertinggi di Aceh. Kemiskinan juga nomor empat tertinggi. Semoga SPPG dapat menurunkan angka stunting,” ujarnya.

Ia meminta dukungan tambahan alokasi SPPG, khususnya bagi siswa, ibu hamil, dan santri dayah yang belum sepenuhnya terlayani.

Hasan juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas makanan, termasuk pembatasan jumlah porsi per dapur agar tidak melebihi 3.000 porsi.

Kalau terlalu banyak, nasi sering keras karena dimasak terlalu dini,” jelasnya.

Selain itu, ia berharap seluruh kebutuhan dapur MBG dibelanjakan di wilayah Pidie Jaya.

Jika semua SPPG belanja di Pidie Jaya, ekonomi masyarakat akan hidup,” pungkas Hasan Basri.

Peresmian dapur MBG di Ulim menjadi langkah penting dalam upaya menurunkan angka stunting sekaligus mendorong penguatan ekonomi lokal di Pidie Jaya, sejalan dengan kebijakan nasional.[]

Share:
Komentar

Berita Terkini